BeritaNasionalPolitik

Konstelasi Ideologi Politik Indonesia Pasca Pemilu 2024.

arahinfo.com., Jumat, 31 Januari 2025, Konstelasi ideologi politik Indonesia pasca Pemilu 2024 menunjukkan dinamika yang kompleks dan beragam, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti polarisasi politik, perpecahan masyarakat, dan peran generasi muda dalam politik.

Pemilu 2024 diikuti oleh 18 partai politik, yang lebih sedikit dibandingkan dengan Pemilu 2019, menunjukkan pertarungan yang lebih intensif antara calon capres-cawapres yang pada akhirnya melahirkan hasil akhir Prabowo Gibran sebagai Presiden dan wakil presiden terpilih, walaupun jika dilihat pada saat ini yaitu 1 bulan setelah pemilihan, masih terdapat dinamika penyelesaian pemilu pada MK.

Pasca Pemilu 2024, konstelasi ideologi politik Indonesia menunjukkan dinamika yang kompleks dan beragam, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti polarisasi politik, peran generasi muda, dan pragmatisme partai politik.

Polarisasi Politik dan Perpecahan Masyarakat
Menjelang Pemilu 2024, polarisasi politik menjadi isu utama, dengan praktik seperti pencemaran nama baik, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian, dan politik identitas yang rentan menjadi faktor penyebab. Masyarakat khawatir akan terjadi perpecahan atau polarisasi akibat pemilu, seperti yang terjadi pada pemilu sebelumnya, ketika polarisasi sampai di lingkup keluarga. Isu identitas yang dimainkan dalam kampanye politik juga menjadi faktor penyebab perpecahan.

Peran Generasi Muda dalam Politik
Pemilu 2024 diharapkan menjadi momen di mana generasi muda mendominasi pemilih. Dari jumlah total pemilih, lebih dari 68 juta adalah kaum milenial dan sebagian dari mereka adalah pemilih pemula. Partai politik mulai menerapkan strategi media sosial untuk menarik mereka, menunjukkan perubahan dalam cara kampanye politik di Indonesia.

Pragmatisme Partai Politik dan Pembentukan Koalisi Pasca Pilpres 2024, partai politik menunjukkan pragmatisme dalam pembentukan koalisi. Partai-partai kecil dan menengah dapat menjadi motor penggerak koalisi, menunjukkan fleksibilitas dalam strategi politik mereka. Konsolidasi Demokrasi Pasca pemilu, penting untuk membangun pondasi yang kuat dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia.

Konsolidasi demokrasi merupakan tahap di mana prinsip-prinsip demokrasi sudah menjadi bagian yang kokoh dalam budaya politik dan sistem pemerintahan negara. Arah demokrasi Indonesia hingga saat ini telah mengantarkan kita pada tahap konsolidasi demokrasi, di mana pemilu tidak lagi hanya bersifat prosedural tetapi substansial. Hal ini mulai terlihat sejak Pemilu 2014, 2019, hingga 2024. Peningkatan partisipasi politik masyarakat serta pemanfaatan teknologi dan media menunjukkan penguatan konsolidasi demokrasi Indonesia.

Tantangan ke Depan
Meskipun terdapat perkembangan positif, tantangan seperti polarisasi politik, pragmatisme partai, dan ancaman terhadap institusi demokrasi masih menjadi perhatian. Kritikus berpendapat bahwa selama masa jabatan Presiden Joko Widodo, terjadi kemunduran dalam beberapa aspek demokrasi, termasuk melemahnya lembaga yudisial dan munculnya kembali politik patronase.

Dengan dukungan Presiden Jokowi terhadap Presiden terpilih Prabowo Subianto, ada kekhawatiran tentang potensi risiko terhadap institusi demokrasi di masa depan. Secara keseluruhan, konstelasi ideologi politik Indonesia pasca Pemilu 2024 mencerminkan dinamika yang kompleks dengan tantangan dan peluang yang perlu dikelola dengan bijak untuk memastikan keberlanjutan demokrasi yang sehat dan inklusif.

Penulis : Henda R Editor : CHE

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button